It's me...

It's me...
Dodot_Angel

Selasa, 13 Juli 2010

Jerman Rebut Tempat Ketiga, Taklukkan Uruguay 3-2


Kalahkah Uruguay, Jerman Ulang Prestasi Edisi 2006

PORT ELIZABETH - Jerman belum kehilangan pesona sebagai raja turnamen. Meski sempat antiklimaks saat kalah oleh Spanyol 0-1 di semifinal, tim berjuluk Panser itu akhirnya mampu merebut posisi ketiga. Itu setelah mereka menyingkirkan Uruguay 3-2 di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, dini hari kemarin WIB (11/7).

Itu berarti Jerman mengulang pencapaian Piala Dunia edisi 2006. Empat tahun lalu, kala berstatus tuan rumah, Jerman finis di peringkat ketiga setelah mengalahkan Portugal dengan skor 3-1.

Pencapaian tahun ini juga meneguhkan dominasi Panser dalam even empat tahunan ini. Sebab, di antara tim-tim raksasa lain, hanya merekalah yang konsisten menembus peringkat tiga besar dalam tiga edisi beruntun. Pada Piala Dunia 2002 yang dihelat di Korea Selatan dan Jepang, mereka malah menembus final kendati akhirnya harus puas menjadi runner-up setelah kandas di tangan Brazil.

"Kami sebelumnya berharap menembus final dan berjuang keras untuk itu. Namun, akhirnya gagal," ungkap Sami Khedira, gelandang Jerman, seperti dilansir Associated Press. "Lalu kami mendapat kesempatan finis di tempat ketiga. Saat itu kami juga all-out untuk merebutnya," lanjut bintang VfB Stuttgart tersebut.

Khedira menjadi salah satu penentu kemenangan Jerman dengan gol sundulannya pada menit ke-82. Sebelumnya, Thomas Muller dan Marcel Jansen menyumbangkan gol untuk Die Mannschaft pada menit ke-19 dan 56. Dua gol Uruguay dicetak oleh Edinson Cavani dan Diego Forlan (51).

"Ini hadiah yang cukup menghibur, bukan hanya buat tim, tapi juga buat publik Jerman. Teman-teman di sini mampu menjaga performa demi merebut posisi tertinggi yang bisa kami dapatkan. Tim ini masih sangat muda. Kami akan meraih yang lebih bagus di even-even selanjutnya," tegas Khedira.

Meski awalnya memburu tiket final, kubu Jerman cukup bangga dengan perolehan ini. Apalagi, jika dibandingkan dengan empat tahun lalu, skuad Jerman saat ini tidak terlalu bagus. Tidak ada kapten Michael Ballack yang cedera engkel, plus tidak ada Rene Adler yang baru berperan sebagai kiper utama selama kualifikasi. Pasukan Joachim Loew kali ini lebih didominasi anak-anak muda yang kekuatan dan soliditasnya belum terbukti.

Namun, faktanya mereka mampu menyamai prestasi empat tahun lalu ketika skuad masih berisi generasi emas macam Ballack dan kiper Oliver Kahn. Tidak heran kalau publik negeri tersebut tetap bangga kepada Loew dan anak buahnya.

"Piala Dunia ini akan dikenang publik kami," kata Loew kepada Reuters. "Kami bekerja sangat keras. Kami banyak menginvestasikan sesuatu, terutama pemain-pemain muda yang sama sekali tidak punya pengalaman. Di masa depan investasi ini akan sangat banyak berguna," lanjutnya.

Menurut Loew, meski didominasi pemain muda, anak buahnya sudah menunjukkan karakter dan bibit juara. Karakter itu paling tampak di fase knockout ketika menggulung tim-tim besar seperti Inggris dan Argentina. Kendati kalah pengalaman, Lahm dkk menunjukkan mental baja.

"Yang bikin saya sangat bangga, tim ini sangat hebat, baik di dalam maupun luar lapangan. Mereka mengagumkan. Mereka tahu betapa pentingnya bersikap baik dan saling menghormati di luar lapangan," papar Loew.

"Mereka bermain untuk tim dan itu dibuktikan di setiap laga. Pada hari-hari setelah dikalahkan Spanyol, anak-anak sangat kecewa. Tapi, mereka menyembunyikan perasaan itu agar tim tidak terpengaruh. Mereka saling menguatkan," puji pelatih 50 tahun tersebut.

Sementara itu, kepuasan publik Jerman tampak dari pujian media-media setempat. Meskipun sudah merasakan juara dunia tiga kali, mereka bisa mengapresiasi pencapaian di Piala Dunia kali ini. Buktinya, hampir semua surat kabar yang terbit kemarin memberikan komentar positif atas pasukan Loew.

"Teman-teman, terima kasih telah memberi publik Jerman alasan untuk merayakan Piala Dunia," tulis Bild dan Sonntag, harian terpopuler di Jerman. "Ini adalah Piala Dunia yang sangat menyenangkan. Joachim Loew telah membentuk tim yang mewujudkan segala imajinasi rakyat negeri ini," lanjut kedua harian tersebut.

Kolumnis Miriam Nyary memberikan ulasan khusus tentang skuad bentukan Loew tersebut. Dia menyebut pentingnya peran pemain-pemain yang bukan asli Jerman, alias imigran. Fakta itu jelas sangat istimewa buat negeri yang pernah dipimpin Hitler, pemimpin kejam yang membenci bangsa selain Arya.

Ya, skuad Die Mannschaft -julukan lain Jerman- di Afsel kali ini bisa dibilang paling multikultural sepanjang sejarah sepak bola Jerman. Ada Mesut Ozil yang keturunan Turki, ada Cacau yang kelahiran Brazil. Juga ada Jerome Boateng yang asli Ghana. Duet striker Lukas Podolski dan Miroslav Klose bahkan sama-sama lahir di Polandia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar