BEBERAPA kasus saat ini terjadi pada anak sekitar masa puber. Di antaranya, pelecehan seksual, kekerasan seksual, pemerkosaan, kehamilan remaja, hingga pengguguran buah kehamilan. Kasus lainnya, pembunuhan yang terkait dengan masalah seksualitas.
Pelecehan bisa dilakukan lawan jenis yang hampir seumur. Tapi, hal tersebut sering juga dilakukan orang yang berusia lebih dewasa. Sebagian besar kasus berkaitan dengan ketidaktahuan masalah pubertas, seksualitas, dan reproduksi. Ketidaktahuan tentang kehamilan dengan segala konsekuensinya membuat anak-anak menjadi korban dan pihak yang dirugikan.
Anak sekitar usia puber perlu dibekali pendidikan seksualitas. Hal itu dilakukan untuk proteksi agar anak tidak menjadi korban beberapa masalah tersebut. Apalagi, paparan seksualitas di era globalisasi, informasi, dan teknologi demikian deras. Pemakaian handphone dan internet akan berdampak kurang menguntungkan jika dimanfaatkan secara salah.
Ada beberapa materi seksualitas yang sebaiknya diberikan untuk anak sekitar masa puber. Di antaranya, kasih sayang yang bertanggung jawab kepada lawan jenis, pengenalan organ pribadi yang tak boleh disentuh orang lain, masalah reproduksi dan kehamilan, infeksi menular seks, serta kontrasepsi.
Materi pendidikan seks harus diberikan secara komunikatif, santai, dan tidak bersifat menggurui. Inti dari pendidikan seks untuk anak adalah pendidikan karakter seksualitas. Tujuannya, anak tahu yang benar dan baik serta bisa bertanggung jawab atas perilaku seksual yang dipilih.
Orang tua tak akan bisa mengawasi dan mendampingi anak terus. Anak harus dibekali ilmu agar mampu melawan pengaruh jelek yang akan dialami. Komunikasi suami istri yang baik, orang tua dan anak yang saling menghargai, dan ketekunan dalam ibadah adalah bagian dari pendidikan seksualitas. Selain itu, penerangan seksualitas secara verbal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar